Gunong Trans, Kehijauan Sejauh Mata Memandang

Rawohnanggroe | Bepergian melintasi pantai barat-selatan Aceh memang mengasyikkan. Perjalanan panjang Anda akan senantiasa disuguhi beragam bentuk muka bumi yang menarik. Tak hanya pemukiman, pantai dan rawa saja, hutan yang masih perawan pun siap memberi sensasi.
Menjelang Malam di Gunong Trans | Foto: Khairil

Umumnya sejauh perjalanan ditempuh, yang terlihat adalah hijaunya tumbuhan yang menutupi daratan. Sesekali akan ada keramaian dan aktifitas masyarakat, seperti di pusat-pusat kecamatan dan kabupaten.

Menyusuri lintas barat-selatan Aceh, waktu yang dibutuhkan bisa belasan jam lamanya. Hal ini karena kualitas jalan dan panjangnya jalur yang harus ditempuh. Dimulai dari Lhoknga di Aceh Besar hingga jauh ke Sultan Daulat di Subulussalam. Perjalanan Anda akan lebih menantang kalau menggunakan sepeda motor.

Untuk menghilangkan rasa jenuh, jangan takut singgah dan beristirahat. Bawalah bekal minum, roti, cemilan atau makanan lainnya. Carilah tempat yang teduh, nyaman dan tentunya memiliki panorama indah. Gunanya, tentu untuk merelaksasi mata dan otot-otot yang tegang selama dalam perjalanan.

Sesuai judul, Gunung Trans bisa dijadikan sebagai satu destinasi atau tempat persinggahan. Kawasan ini memiliki panorama menarik dengan wilayah berbukit-bukit. Ketinggiannya bervariatif, bahkan lebih dari 150 Mdpl.
 

Mengenai nama, mengapa sih kawasan perbukitan yang terletak di Nagan Raya ini disebut Gunung Trans? Nah, menurut keterangan dari beberapa penduduk di sana, nama Gunung Trans itu berasal dari kata transmigrasi. Pada dekade 70-80an awal kemerdekaan daerah ini banyak didatangi penduduk dari Jawa. Merekalah yang pertama kali membuka hutan untuk dijadikan lahan perkebunan.

Kini Gunong Trans sudah banyak berdiri perkebunan kelapa sawit dalam skala besar atau kecil, baik yang dikelola oleh perusahaan ataupun masyarakat sekitar. Selain ada juga lahan yang masih ditutupi pepohonan hutan.

Perjalanan melalui kawasan ini rata-rata bisa mencapai satu jam lamanya. Jalan berliku-liku dengan tanjakan dan turunan yang berkesinambungan adalah penyebabnya. Gunong Trans persisnya terletak dijalur antar dua ibukota kabupaten, Suka Makmue-Blangpidie.

Sebenarnya ada jalur alternatif yang bisa dipilih oleh pengguna jalan, yaitu jalur Langkak-Tripa-Lamie. Tapi jika melalui jalur ini waktu tempuhnya akan lebih lama dengan kondisi jalan sempit, berlubang dan sepi. Sebab itulah jalur Gunong Trans banyak dipilih pengendara, selain mempersingkat waktu juga dengan akses jalan yang lebih baik.

Bagi pengguna jalan yang melawati kawasan ini, disarankan untuk berhati-hati, karena kawasan Gunong Trans merupakan area perkebunan. Ada banyak alat berat serta mobil bak terbuka berlalu lalang, atau bisa saja hewan liar yang melintasi jalanan.

Menyusuri Gunong Trans, di kanan-kiri adalah kawasan hutan dan lahan perkebunan kelapa sawit yang luas. Dari kejauhan, disebelah utara akan terlihat julang Pegunungan Bukit Barisan dan Hutan Rawa Tripa di selatan. Carilah spot khusus seperti puncak bukit dan tempat-tempat yang view-nya bagus, duduklah sejenak dan nikmati suguhan “sejauh mata memandang hanya hamparan kehijauan”.

Jika cuaca cerah, waktu yang paling tepat untuk mendapatkan pemandangan adalah ketika matahari mulai terbenam. Anda dapat menyaksikan suguhan langit, pepohonan dan pegunungan yang menguning jingga memenuhi segala ruang. Bertahap kemudian suasana akan mulai sunyi, tenang dan dingin. Kabut pun akan mulai menyambangi gunung-gunung yang menjulang tinggi.

Tentu saja hal seperti ini bisa menambah pengalaman baru dalam perjalanan Anda melintasi pantai barat-selatan Aceh. Nah, jika berkesempatan menyusurinya, kenapa tidak beristirahat sejenak dan dokumentasikan, sambil menikmati suguhan menarik yang mampu mengobati lelah selama perjalanan.[]


Baca lagi: Wangi Celala, Aceh Tengah

Popular posts from this blog

Terkenang Beutong Ateuh Banggalang

Keindahan Pantai Batee Puteh di Meukek

Di Aceh, Menikah dan Khitanan "Harus" Berinai