Menyatu dalam Semangkok Keureuling
Rawohnanggroe | Berawal dari sebuah pembicaraan santai siang itu, Jum’at 10 April 2015. Di dapur yang penuh kesan sederhana ditemani segelas ie mameh (air manis) dari gula yang dilarutkan. Sambil duduk bersimpuh di atas tikar pandan, sesekali ku curi pandang pada raut muka tulus dari pemilik rumah. Asam Pedas Ikan Keureuling | Sumber: Hello-Pet Kali ini saya bertandang ke rumah bang Din, seorang pemuda Gampong Alue Punti, Pasie Raya, Aceh Jaya. Postur tubuhnya tinggi langsing, berkulit hitam dan berhidung sedikit mancung. Perawakan asli Aceh-nya terlihat sempurna dengan keperibadian dan tutur kata yang sopan. Saat itu saya memang sedang di Pasie Raya, berkunjung ke rumah abang. Karena tidak ada kegiatan selama empat hari di Banda Aceh, saya memilih berlibur dan membuang kejenuhan ditempatnya. Seperti kebanyakan pemuda gampong lainnya, bang Din sangat ramah setiap kali saya berkunjungi pucok Teunom ini. Tradisi pemulia jamee di gampong patut diacungkan jempol. Siapa pun yang