Posts

Showing posts from 2017

Ziarah Pusara Ulama Kharismatik Abuya Muda Waly

Image
Rawohnanggroe | Angin berhebus syahdu dari arah selatan menuntun kami hingga sampai ke Blangkeujeren , pusat Kecamatan Labuhan Haji Barat . Inilah tanah dimana syiar Islam tidak pernah sepi. Tanah yang mana masyarakatnya sangat berbangga karena seorang ulama besar pernah menghabiskan hidup di sini, mengabdi untuk mengajarkan agama Allah. Peziarah Makam Abuya Muda Waly | Sumber: Google Selain dikenal sebagai pusat pengembangan Islam di Aceh, Labuhan Haji punya keistimewaan tersendiri. Jika Anda sedang di sana tentu belum lengkap jika tidak mendatangi Darussalam. Di sinilah tiap saat pengkajian ilmu agama digemakan, terutama ilmu tasawuf. Daerah ini pun kini dijuluki dengan " Kota Pengkajian Tauhid Tasawuf ". Dayah Darussalah adalah salah satu pesanten yang sudah sejak lama melakukan pengkajian, pendidikan dan penerapan ilmu tasawuf. Darussalam berperan penting dalam mencetak generasi islam dan telah banyak melahirkan ulama-ulama besar Aceh dari dulu hingga sekarang.

Pesona Keumumu Hilir yang Jarang Dikunjungi

Image
Rawohnaggroe | Kami masih berada di Aceh Selatan , tanah yang penuh dengan legenda. Bukan hanya terkenal karena keramahan dan keragaman masyarakatnya, daerah ini juga memiliki banyak keindahan alam yang mampu mebius siapa saja yang ke sana. Cadas dekat Pantai Keumumu Hilir | Foto: TimRN Alam membentang dari Krueng Baru sampai Kapai Seusak dekat Kota Subulussalam masih menyimpan banyak keindahan dan hal menarik yang belum tersentuh dan diekspos media.  Sebagai kabupaten yang berhadapan langsung dengan Samudra Hindia, Aceh Selatan juga memilki banyak pantai yang indah. Salah satunya adalah Pantai Keumumu Hilir di Labuhan Haji Timur.  Letaknya tak begitu jauh dari Jalan Nasional, hanya sekitar 100 meter Lintas Blangpidie-Tapaktuan. Di sana ada sebuah pesantren yang dengan mudah terlihat dari jalan raya. Tempat ini menawarkan daya tarik berupa bebatuan cadas yang tegak berdiri di dekat pantai, perairan tenang dan jejeran nyiur. Di sini gelombang kadang-kadang kuat me

Masjid Jamik Manggeng dan Tanah Perjuangan Tgk. Peukan

Image
Rawohnanggroe | Cuaca terik saat kami dalam perjalanan pulang dari Labuhan Haji. Karena sudah tiba waktu shalat, kami pun beribadah sambil beristirahat di satu masjid di Manggeng , Aceh Barat Daya . Rumah ibadah ini merupakan salah satu masjid utama di kota kecil Manggeng. Memiliki satu kubah hijau | Foto: TimRN Bangunan masjid itu hampir keseluruhan bercat putih. Letaknya persis di pinggir Sungai Manggeng dan bersebelahan dengan Jalan Nasional. Masjid ini kabarnya sudah ada sebelum kemerdekaan Indonesia. Masuk ke dalam, suasana damai begitu terasa. Dekorasi dan relief bangunan memang tak begitu mewah, namun kami begitu merasakan kekhusyukan saat beribadah di sini. Lokasi masjid berada di Desa Meurandeh , Kecamatan Lembah Sabil  dan sering dikenal dengan nama Masjid Jamik Manggeng . Daerah ini sendiri dikenal sebagai tanah perjuangan seorang pahlawan kemerdekaan, yaitu Tgk. Peukan . Di desa inilah pahlawan itu membangun keluarga kecil, mendidik dan melakukan perlawanan terh

Trumon, Negeri Kaya yang Hilang

Image
Rawohnanggroe | Aceh tanah di ujung Pulau Sumatra yang penuh pesona. Wilayah istimewa ini sudah sejak lama dikenal sampai seantero dunia. Negeri kaya raya, alam dan sejarahnya. Dulu, pada abad ke 16 Aceh adalah satu dari lima peradaban Islam terbesar dunia.  Kemakmuran dicapai lewat perdaganggan internasional. Lada, emas, kemenyan, cengkeh dan pala merupakan komoditas paling berharga pada masa lalu. Tim di Dermaga Trumon | Foto: TimRN Wilayah Kesultanan Aceh Darussalam dulu terdiri atas negeri-negeri, seperti Pedir, Pasai, Daya, Linge dll. Di kawasan Pantai Selatan Aceh juga terdapat sebuah negeri yang pernah jaya pada abad ke 17-19 masehi. Negeri itu bernama Trumon. Trumon dikenal sebagai salah satu bandar penting perdagangan rempah-rempah milik Kesultanan Aceh. Hasil dari bumi Trumon bahkan mencapai Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa. Kerajaan ini juga pernah mencetak mata uang sendiri. Sayangnya, di pertengahan abad 19 masehi perlahan-lahan negeri Trumon kehilanga

Madat Manggeng, Sisa Masa Kesultanan Aceh

Image
Rawohnanggroe | Hembusan angin lautan membelai helai-helai daun. Suasana hening mengisi seluruh tanah yang bersejarah ini. Di antara rawa dan tambak inilah diperkirakan pusat pemerintahan Kenegerian Manggeng yang pertama. Sisa bangunan Madat Manggeng | Foto: TimRN Muhammad Ghauts Saiful 'Alam Syah seorang  kartograf  (pembuat peta) Kesultanan Aceh, menyebut p usat kenegerian itu dengan nama  بندر مانكين (Bandar Mankin/Manggeng). Beliau adalah utusan penting Sri Paduka Sultan Ibrahim Manshur Syah pada abad ke-13 Hijriah/19 Masehi untuk memetakan bandar-bandar (kota-kota pelabuhan) di seluruh Aceh, bahkan Asia Tenggara/ Kepulauan India  ( Jaza'ir Al-Hind ). Perjalanan beliau berhasil dengan dibuatnya sebuah peta yang kemudian dibawa bersamaan dengan surat penegasan hubungan diplomatik antara Aceh Darussalam dan Turki. Surat itu dibawa oleh Sidi Muhammad yang ditujukan langsung kepada Sultan Abdul Majid di Istanbul. Bandar-bandar yang dicantumkan  Muhammad Ghauts  

Cita Rasa "Rukok Pucok" Khas Aceh

Image
Rawohnanggroe | "Rukok Pucok" —bahasa lokal (rokok dari pucuk nipah) merupakan rokok tradisional yang masih bertahan hingga kini di Aceh.   Rokok jenis ini hanya dihisap oleh kalangan tertentu, terutama orang tua di perkampungan. Komposisinya  hanya terdiri dari dua bahan alami, yaitu pucuk daun nipah dan tembakau. Nipah muda dan tembakau | Foto: TimRN Membuatnya cukup mudah, hanya perlu melinting/membalut  tembakau dengan daun nipah muda yang sudah dikeringkan.  Selain lebih murah, p erpaduan dua bahan alami ini akan menghasilkan aroma dan cita rasa khas yang  berbeda dengan rokok modern zaman sekarang. Kebiasaan merokok menggunakan daun nipah sebenarnya juga ditemukan di  daerah lain di Sumatra. D i Aceh sendiri, rokok  tradisional ini masih bertahan dibeberapa daerah  seperti Abdya, Aceh Selatan, Nagan Raya dll. Saat diadakan hajatan pernikahan misalnya, selain ranup , rukok pucok jadi salah satu hal yang disediakan tuan rumah untuk tamu laki-laki. Biasanya ak

Di Aceh, Menikah dan Khitanan "Harus" Berinai

Image
Rawohnanggroe | Kali ini kami ingin membagikan tulisan tentang satu tradisi unik memakai inai. Di  Tanong Rencong  kegiatan adat ini disebut " boh gaca"  yang dilakukan saat pesta perkawinan dan kadang-kadang khitanan. Tradisi boh gaca masih tetap bertahan hingga kini, baik di kampung dan di kota disebagian wilayah Provinsi Aceh. Seorang dara baro sedang memakai inai | Foto: TimRN Sekilas kegiatan ini mirip dengan budaya memakai inai di India, dan mungkin saja memang ada pengaruh dari sana. Dalam kenyataannya tidak diragukan lagi, budaya India memang sangat dekat bahkan mempengaruhi budaya Aceh dan Indonesia pada umumnya. Kegiatan ini hanya prosesi adat semata. Tak ada yang mewajibkan harus dilakukan. Hanya saja, karena sudah jadi kebiasaan,  jika hal ini ditinggalkan  akan tersasa ada kurang. Salah satu daerah yang masih mempertahankan tradisi ini adalah Aceh Barat Daya . Di kabupaten ini, boh gaca biasanya dilakukan pada malam hari. Tidak tanggung-tanggung, ke

Limun, Minuman Legendaris yang Kian Langka

Image
Rawohnanggroe | Kali ini saya ingin sedikit bernostalgia dengan limun. Kalian yang sudah berumur pasti tau dengan minuman legendaris ini. Ya, limun pernah populer sejak lama sampai akhinya perlahan menghilang. Pemuda dengan dua botol limun | Foto: TimRN Minuman bercitarasa unik ini memiliki aroma dan tampilan khas. Limun mulai susah ditemukan sejak era 2000-an, dan kini nyaris hilang di pasaran. Ini dikarenakan banyak munculnya minuman instan lain yang dipromosi dan didistribusikan secara besar-besaran. Limun biasanya diproduksi secara tradisional oleh industri rumahan. Pemasarannya pun tak begitu luas. Mungkin anak-anak zaman sekarang asing dengan nama dan rasanya. Tentu tidak bagi kita, pemuda-pemudi yang saat ini sudah berumur 25 ke atas. Saya yakin, Anda pasti rindu dan punya cerita tersediri tentang ini. Saya ingat dulu, saat hari raya tiba, kami selalu berpesta pora limun. Karena rasa yang berbeda-beda, kadang saya bisa menghabiskan sampai tiga botol. Harganya pun san

Damai Pagi di Pasar Pagi Manggeng

Image
Rawohnanggroe | Dalam kedamaian subuh hari, saya sempatkan diri menikmati nuansa pagi di Pasar Pagi Manggeng . Hiruk-pikuk kendaraan bermotor belum begitu ramai, hanya ada riuh pedagang dan pembeli di sana. Dalam suasana itu terbesit satu pesan; "S elama terus berusaha, rezeki akan datang kapan saja meski dalam keadaan remang sekali pun ". Aktivitas pasar pagi | Foto: TimRN Tempat ini menjadi pusat kegiatan masyarakat di pinggiran Kabupaten Aceh Barat Daya. Setelah sholat subuh pedagang berkumpul di sana untuk menjajakan dagangannya. Para pedagang memilih tempat ini karena strategis dan pembelinya juga ramai. Pasar ini selalu ada saban harinya, tepat di halaman bangunan tua Sekolah Menengah Pertama ( SMP lama Manggeng ), Kedai Manggeng. Banyak petani dan pedagang berkumpul di sana, datang dari seluruh wilayah, seperti dari Labuhan Haji, Meukek dan Tangan-tangan. Barang yang dijual beragam dan dijamin murah. Ada sayuran, buah-buahan, ikan segar dan ikan asin. Sebag

Memandang Takengon dari Bur Gayo

Image
Rawohnanggroe | Bepergian ke Aceh jangan lupa untuk sekali menjelajah keindahan Aceh Tengah . Kabupaten yang beribukota di Takengon ini memiliki sejumlah tujuan wisata yang menarik untuk dikunjungi. Kawasan ini sendiri sering dijuluki dengan Negeri Antara, Negeri di Atas Awan dan Kota Dingin untuk Takengon. Memandang kota | Foto: TimRN Pemandangan yang paling banyak didapatkan di sana adalah hamparan pegunungan dan perairan laut tawar. Takengon tepat berada disisi barat danau terbesar di Aceh itu. Bagi yang tertarik ke sana, bisa melalui Bandara Rembele di Kabupaten Bener Meriah, dan jalur darat via Bireuen, Gayo Lues atau via Nagan Raya. Hutan menghijau dan hawa sejuk akan menambah kesan berbeda, apalagi ditemani secangkir kopi di kedai kopi di pusat Kota Takengon. Aceh Tengah memang dikenal sebagai lumbung kopi di Indonesia. Hasil dari tanahnya yang subur telah dikirim ke berbagai belahan dunia. Jika ke sana, sempatkan diri Anda untuk mengunjungi gua-gua yang ada di seki

Mengintip Tiga Pantai Bakongan Timur

Image
Rawohnanggroe | Kali ini kami akan mengajak Anda ke Aceh Selatan , tepatnya ke Kecamatan Bokongan Timur . Kawasan tersebut masih jarang terekspos, padahal banyak sekali tujuan wisata yang bisa dikunjugi di sana. Sebut saja Pulau Dua yang merupakan lokasi menyelam terbaik di Aceh Selatan. Pohon Abadi, Pasi Seubadeh | Foto: TimRN Tapi kami tidak membahas pulau tersebut, melainkan tentang tiga pantai yang pernah kami datangi beberapa waktu lalu. Pantai yang pertama yaitu Seuleukat , sebuah pantai yang diapit dua perbukitan hijau disekelilingnya. Letaknya berada di Desa Seuleukat, dan  memiliki pasir yang halus keabu-abuan. Muara tenang dan hutan rawa yang asri berada tak jauh dari pantai. Seuleukat juga punya tempat asik buat memancing, namanya "Batee Breet" , lokasi ini selalu ramai saat pagi dan sore hari. Tidak ada jalan aspal untuk akses ke sana. Biasanya, Pantai Seuleukat hanya didatangi oleh masyarakat sekitar pada hari libur saja. Kedua , Pantai Seubadeh , m

Masjid Ayah Gadeng, Saksi Juang Tgk. Peukan

Image
Rawohnanggroe | Nuansa tenang begitu terasa kala memasuki pekarangannya. Hampir disemua sisi, pemakaman mengelilingi bangunan tua ini. Berada tepat bersebelahan dengan Krueng Manggeng, Masjid Ayah Gadeng tampak begitu sederhana dan teduh.  Ayah Gadeng tampak luar | Foto: Khairil Masjid Ayah Gadeng merupakan salah satu masjid tua di Aceh Barat Daya yang masih bertahan hingga kini. Bangunan bersejarah ini terletak di Jalan Tgk. Agam, Gampong Tengah, Kecamatan Manggeng. Masjid tersebut tidak banyak berubah sejak pertama kali didirikan lebih dari satu abad yang lalu. Dari luar, arsitektur khas nusantara begitu kentara terutama pada bagian atap atau kubah. Apalagi saat masuk ke dalam, kesan klasik terlihat pada beberapa bagian, seperti tiang-tiang kayu, mighrab, lampu gantung dan dekorasi plafon. Warna putih dan hijau mendominasi keseluruhan bangunan masjid. Empat tiang utama dibagian dalam terlihat sangat kokoh menopang atap dengan pahatan pada dasar dan puncaknya. Mighra

Kenapa Harus Belanja di Manggeng?

Image
Rawohnanggroe | Kota kecil di Aceh Barat Daya ini sudah lama dikenal sebagai surga belanja oleh masyarakat dari wilayah sekitar. Pembeli yang datang ke sana kebanyakan warga Abdya sendiri, Aceh Selatan, bahkan dari Pulau Simeulue. Meski kotanya tak begitu luas, Manggeng dikenal sebagai kota dagang mini yang siap melayani pelanggan. Barang-barang yang dijual terutama tekstil, elektronik, kebutuhan pokok dll.   Gang Bombay Pasar Lama | Foto: Khairil Ada hari-hari tertentu jalanan di Manggeng akan penuh sesak, khususnya menjelang hari raya/meugang, rabu abeh dan tahun baru. Toko-toko di sana akan dipadati pembeli yang datang dari berbagai penjuru. Lantas, apa saja yang membuat kota kecil ini selalu ramai didatangi. Berikut beberapa ulasannya:   Sudah terkenal sejak dulu kala Manggeng sudah dikenal sebagai tempat berbelanja sejak awal kemerdekaan. Sejak dulu masyarakat dari berbagai wilayah sekitar sudah biasa berbelanja ke sana untuk memenuhi kebutuhan pangan dan sandang khu

Benteng yang Hilang di Alue Naga

Image
Rawohnanggroe | Berkeliling Banda Aceh pasti banyak tempat menarik yang bisa disinggahi. Kota yang berumur hampir satu milenium ini juga memiliki banyak wisata sejarah, budaya, ziarah dan pantai. Beberapa diantaranya menjadi destinasi yang menarik untuk dikunjungi. Tapal penanda Benteng Kuta Kaphee | Foto: Panoramio Salah satunya di Kecamatan Syiah Kuala yang menyajikan landskap khas pesisir dengan muara sungai, mangrove, dan aktivitas nelayan. Pantai di sini persis menghadap ke Sabang, Pulau Weh. Alue Naga , begitulah nama gampong dan pantai di sana. Tempat ini memang belum dikelola dengan baik oleh Pemerintah Kota. Meski demikian, setiap waktu ada saja pengujung yang datang, khususnya mahasiswa yang menyukai wisata murah meriah, dekat dan efesien waktu. Dijamin siapa saja akan merasa santai dan nyaman jika berkunjung. Selain panorama pesisir, sebuah bekas jembatan akibat tsunami pun masih ada dan belum diperbaiki hingga kini. Bagi yang hobi memancing, tanggul Alue Naga

Panorama Hijau Memukau Bukit Jalin

Image
Rawohnanggroe | Siapa bilang kota Jantho tertinggal? Bagi banyak pengunjung, kota ini memang dianggap kurang berkembang alias mati. Namun sebenarnya ibukota Aceh Besar ini memiliki potensi dan daya tarik tersendiri. Bagi saya Jantho adalah kota yang semarak, semarak akan kehijauan alamnya. Krueng Linteung dari atas Bukit Jalin | Foto: Khairil Tidak diragukan lagi, di dekat sini tersuguh banyak keindahan khas pegunungan. Salah satunya Panorama Bukit Jalin yang berlokasi di perbatasan Gampong Jalin-Suka Tani, Kecamatan Kota Jantho, Kabupaten Aceh Besar. Bagi seorang traveler Aceh kawasan perbukitan ini merupakan tempat yang wajib dikunjungi. Setiap hari libur seperti hari minggu, Panorama Bukit Jalin selalu didatangi pengunjung, khususnya oleh mahasiswa dari Banda Aceh yang haus akan hiburan. Perjalanan dari Banda Aceh akan memakan waktu sekitar 1,5 jam, jika dari pusat Perkantoran Aceh Besar sekitar 15 menit saja. Kondisi jalan sudah lumayan bagus dan bisa ditempuh dengan k

Nongkrong Santai di Bendung Manggeng

Image
Rawohnanggroe | Deru angin pegunungan berhembus santai, gemericik air terdengar tiada henti di Bendungan Krueng Manggeng . Setiap saat ada saja muda-mudi Manggeng Raya yang nongkrong di sana sambil menikmati secangkir kopi. Panorama sekitar Bendung Manggeng | Foto: Khairil Bendungan Kr. Manggeng terletak di Gampong Lhok Puntoy, sekitar satu kilometer dari Kedai Manggeng. Jika belum tahu, susuri saja jalan masuk menuju SMA Negeri 2 Aceh Barat Daya (Jln. TR Iskandar) maka kamu akan sampai ke sana. Dengan berlatar perbukitan hijau, suasana asri sudah pasti menyegarkan pandangan. Pengunjung akan dibuat betah untuk berlama-lama. Bangunan ini merupakan fasilitas untuk pengairan area sawah seluas 340 hektar yang dibangun beberapa tahun lalu. Sebuah cafe memang sudah lama berdiri di sekitar kawasan bendungan. Namanya Surabaya Cafe , selain tersedia menu makanan dan minuman, keunikan di sini yaitu pondok-pondok yang sengaja dibangun di atas kolam. Sambil menikmati pesanan, pengunjung