Di Aceh, Menikah dan Khitanan "Harus" Berinai

Rawohnanggroe | Kali ini kami ingin membagikan tulisan tentang satu tradisi unik memakai inai. Di Tanong Rencong kegiatan adat ini disebut "boh gaca" yang dilakukan saat pesta perkawinan dan kadang-kadang khitanan. Tradisi boh gaca masih tetap bertahan hingga kini, baik di kampung dan di kota disebagian wilayah Provinsi Aceh.
Seorang dara baro sedang memakai inai | Foto: TimRN

Sekilas kegiatan ini mirip dengan budaya memakai inai di India, dan mungkin saja memang ada pengaruh dari sana. Dalam kenyataannya tidak diragukan lagi, budaya India memang sangat dekat bahkan mempengaruhi budaya Aceh dan Indonesia pada umumnya.


Kegiatan ini hanya prosesi adat semata. Tak ada yang mewajibkan harus dilakukan. Hanya saja, karena sudah jadi kebiasaan, jika hal ini ditinggalkan akan tersasa ada kurang.

Salah satu daerah yang masih mempertahankan tradisi ini adalah Aceh Barat Daya. Di kabupaten ini, boh gaca biasanya dilakukan pada malam hari. Tidak tanggung-tanggung, kegiatan tersebut digelar tiga malam berturut-turut sebelum hari-H.

Saat malam tiba, anak-anak dan gadis-gadis desa akan berkumpul untuk memakaikan inai pada tangan dan kaki pengantin wanita (dara baro) atau remaja laki-laki yang ingin berkhitan. Mereka juga akan memakainya. Biasanya ada ukiran khas yang dibuat. Tujuannya untuk menambah kecantikan pengantin dan kegagahan remaja yang akan disunat nantinya. 

Sebelum itu inai sudah dihaluskan terlebih dahulu. Prosesnya pun harus memenuhi syarat-syarat, misalnya, tumbuhan inai harus dari tujuh pohon yang berbeda, ditepungtawari dan digiling oleh orang tua yang mengerti adat. Proses penggilingan masih menggunakan cara tradisional, yaitu di atas batu yang dibawahnya harus dilapisi dengan tujuh kain dan satu lembar daun. Unik bukan!
Sebelum digiling, ditepungtawari dulu | Foto: TimRN

Inai (lawsonia inermis) digunakan untuk menadapatkan warna merah menyala. Tumbuhan jenis ini juga sering digunakan untuk mewarnai kulit badan manusia, rambut, kuku dan juga untuk mewarnai kain. Di Aceh, inai banyak tumbuh di perkarangan rumah dan sama sekali belum ditanam untuk komersial.[]

Baca juga: Minuman Legendaris Limun

Comments

Popular posts from this blog

Gunong Trans, Kehijauan Sejauh Mata Memandang

Terkenang Beutong Ateuh Banggalang

Keindahan Pantai Batee Puteh di Meukek