Cekungan Biru Pedalaman Lhoknga

Rawohnanggroe | Matahari terik di atas kepala, sedang perahu berlalu lalang di atas sungai yang tenang. Airnya memantulkan setiap rupa di atasnya dengan warna sinar surya yang cemerlang bergoyang-goyang dipermukaan. Inilah Krueng Raba yang mempesona.
Aliran Pucok Krueng Raba | Foto: Khairil

Krueng Raba adalah nama tua untuk Lhoknga pada masa kolonial Belanda, bahkan jauh sebelumnya. Nama tersebut diambil dari sebuah sungai yang mengalir tenang di daerah ini. Dulunya banyak berdiri bangunan-bangunan masa pra kemerdekaan. Setelah Indonesia merdeka, bangunan bergaya Belanda menghilang bak ditelan bumi. Kini satu-satunya bekas bangunan tersebut adalah sisa jembatan yang masih tegak berdiri di atas sungai yang selalu membiru.

Pada 2004 silam, daerah Krueng Raba atau Lhoknga pernah benar-benar lumpuh setelah ombak setinggi ±20 meter menghantam kawasannya yang memang sejengkal dengan pantai. Wilayah ini pun porak-poranda diterjang malapetaka yang merenggut ratusan ribu nyawa.

Krueng Raba dan sekitarnya memang terkenal dengan pantainya yang elok dan menggoda. Setiap sudut pantainya dihiasi oleh pasir putih yang tiada habisnya. Pohon-pohon cemara juga selalu rimbun disepanjang garis pantai yang luas.

Lebih dari itu, ternyata daerah ini juga menyimpan tempat menarik lainnya. Objek wisata yang dimaksud adalah Pucok Krueng di pedalaman Lhoknga. Lokasinya berada di hulu Krueng Raba, di sinilah mata air sungai itu bermula.

Jaraknya tak sampai empat kilometer dari jalan lintas Banda Aceh–Calang. Jalan masuknya tak jauh dari lokasi PT. SAI (Semen Andalas Indonesia). Untuk ke tempat ini memang dibutuhkan ketelitian dan insting kuat, terutama bagi yang baru pertama kali mengunjunginya. Selain jalan yang masih sangat alami alias kondisinya rusak, semak dan hutan lebat pun menaungi siapa saja. Bagi yang senang bersepeda, lokasi Pucok Krueng juga dapat ditempuh menggunakan mode angkutan tersebut.

Setidaknya pengunjung harus menyusuri jalan sejauh hampir dua kilometer ke dalam hutan. Memang akses jalannya agak ekstrim, namun dengan kondisi sekitar yang rimbun hijau, seakan bisa membuat pengunjung sedang menikmati sebuah petualangan.

Ketika hampir sampai, sedikit demi sedikit dari kejauhan warna air yang biru perlahan muncul dari celah-celah daun berama samar-samar gemercik air dan kicauan burung yang bersahutan. Ini tandanya tempat yang dituju sudah semakin dekat.

Berbeda dari mata air yang biasanya, Pucok Krueng berbentuk telaga kecil dengan air membiru. Ini dikarenakan pengaruh dari batuan kapur yang banyak terdapat di sekitarnya. Pegunungan kapur yang memutih di sana terasa sangat kontras berpadu dengan kehijauan di sekelilingnya.

Sesaat sampai di lokasi Pucok Krueng Raba, mata akan langsung ditawan oleh suguhan air yang membiru. Mata air di sini tiada habisnya mengalir, meski di ujung sungai, alirannya terpotong oleh sebuah gunung kapur yang menjulang tinggi.

Tidak jelas dari mana mata air Krueng Raba ini berasal. Ada yang mengatakan dari celah-celah batu, dan bahkan ada yang beranggapan bahwa sebenarnya di bawah gunung kapur di sana ada sebuah sungai bawah tanah yang bersumber dari pedalaman hutan Ulu Masen.
Pucok Krueng Lhoknga | Sumber: Youtube
 
Pada hari-hari tertentu objek wisata ini banyak didatangi pengunjung. Tak heran jika di tengah hutan seperti ini juga terdapat pedagang yang menjual makanan ringan dan air mineral. Pengunjung bebas duduk di mana saja atau jika ingin mandi dan merasakan kesejukannya bisa langsung berendam.

Di lokasi ini sudah dibuat tanggul untuk membendung air, sehingga kita dapat menyeberang ke seberang sungai. Namun, jika sedang musim penghujan, jangan pernah mencoba untuk menyeberang, atau Anda akan mendapat masalah yang serius.

Perpaduan antara gunung kapur dengan air biru yang terkesan dalam dan keasrian disekitarnya, membuat mata tak henti memandang. Cobalah duduk di bawah rerimbunan pohon dengan memandang suguhan Pucok Krueng. Ini seakan menjadi obat untuk merelaksasi fikiran yang memberi ketenangan.[]

Rawoh ke sini: Pantai Terpanjang Aceh

Popular posts from this blog

Mengintip Tiga Pantai Bakongan Timur

Gunong Trans, Kehijauan Sejauh Mata Memandang

Krueng Baru, Sungai Pemisah Abdya-Aceh Selatan

Keindahan Pantai Batee Puteh di Meukek