Batee Meuculek, Nisan Masa Kesultanan Aceh di Abdya

Rawohnanggroe | Sore itu, gemuruh gelombang Samudera Hindia menemani ziarah kami ke sebuah situs nan bersejarah. Telah lama terdiam di bawah pohon besar, yang hanya berjarak sekitar 20 meter dari lautan biru.
Nisan khas Aceh [Ilustrasi] | Foto: TimRN

Inilah makam seseorang yang hidup dari abad-abad terdahulu. Ia dipercaya warga setempat sebagai seorang ulama penyebar Islam di Aceh Barat Daya, khususnya di Kecamatan Tangan-tangan. Orang-orang sering menyebutnya Situs Batee Meuculek. Kini makamnya dikeramatkan oleh sebagian masyarakat.

Nisan pada makam ini tak familiar di Abdya, sebab bentuknya memiliki ukiran-ukiran khas floris dan sejenisnya. Tingginya lebih kurang satu meter. Bentuk nisan seperti ini sudah dipastikan pernah jaya dan berkembang di Aceh pada saat lampau. Batee Meuculek pun dipercaya ada kaitan dengan masa Kesultanan Aceh saat masih eksis.

Bentuk nisan ini memiliki nilai estetik, membuktikan bahwa seniman/pemahat Aceh dulu kala sudah punya citarasa seni yang tinggi dan mampu membuat seni pahat batu yang mengagumkan.

Di Aceh, tidak semua makam mempunyai bentuk seperti ini. Menurut kajian-kajian para ahli sejarah, hanya orang-orang penting saja yang berhak atau mampu membuat jenis nisan berukir seperti yang ada di Batee Meuculek.

Sangat disayangkan, Situs Batee Meuculek tidak terpelihara dengan baik. Di sana, tak ada pagar yang kokoh, tak ada papan penanda, bahkan salah satu nisan itu kini sudah patah. Dibiarkan tergeletak begitu saja.
Kunjungan TimRN | Sumber: Youtube

Lokasinya hampir persis di pinggir pantai di Gampong Blang Padang, Kecamatan Tangan-tangan. Menuju ke sana tak mudah, pengunjung harus melewati jalan tikus yang bersemak. Sebuah jembatan rapuh pun harus dilewati.

Ikuti terus jalan tikus itu hingga sampai di bibir pantai. Lalu sekitar 100 meter ke arah Selatan akan tampak pohon besar. Makam itu gampang dikenali, karena sudah diberi penanda kain putih dan kuning.

Sampai di sana pengunjung akan mendapati beberapa makam lain, namun hanya ada sepasang nisan khas Aceh dengan kondisi nisan bagian kepala sudah patah dan dibiarkan tergeletak begitu saja.

Tidak banyak orang ke sana. Hanya segelintir saja yang pernah berkunjung, karena mengetahui sejarah dan ceritanya. Selain berziarah, pantai dekat makam juga menarik dipandangi lama-lama. 

Mengenai situs ini tak banyak fakta dan data yang bisa ditelisik. Satu hal yang pasti, Batee Meuculek adalah bukti pengaruh dan eksistensi Kesultanan Aceh pernah menyentuh daerah yang kini dijuluki "Bumo breuh padee sigupai".[]

Comments

  1. foto batu nisan di atas itu apa benar-benar ada dalam situs tersebut ? apa cuma ilustrasi dan hanya ada batu yang di vidio saja ?

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Gunong Trans, Kehijauan Sejauh Mata Memandang

Mengintip Tiga Pantai Bakongan Timur

Keindahan Pantai Batee Puteh di Meukek

Di Aceh, Menikah dan Khitanan "Harus" Berinai