Ziarah Pusara Ulama Kharismatik Abuya Muda Waly

Rawohnanggroe | Angin berhebus syahdu dari arah selatan menuntun kami hingga sampai ke Blangkeujeren, pusat Kecamatan Labuhan Haji Barat. Inilah tanah dimana syiar Islam tidak pernah sepi. Tanah yang mana masyarakatnya sangat berbangga karena seorang ulama besar pernah menghabiskan hidup di sini, mengabdi untuk mengajarkan agama Allah.
Peziarah Makam Abuya Muda Waly | Sumber: Google

Selain dikenal sebagai pusat pengembangan Islam di Aceh, Labuhan Haji punya keistimewaan tersendiri. Jika Anda sedang di sana tentu belum lengkap jika tidak mendatangi Darussalam. Di sinilah tiap saat pengkajian ilmu agama digemakan, terutama ilmu tasawuf. Daerah ini pun kini dijuluki dengan "Kota Pengkajian Tauhid Tasawuf".

Dayah Darussalah adalah salah satu pesanten yang sudah sejak lama melakukan pengkajian, pendidikan dan penerapan ilmu tasawuf. Darussalam berperan penting dalam mencetak generasi islam dan telah banyak melahirkan ulama-ulama besar Aceh dari dulu hingga sekarang.


Lokasi pesantren berada di desa Blang Poroh, Labuhan Haji Barat, Aceh Selatan. Didirikan pertama kali oleh Syeikh Abuya Muda Maly Al-Khalidy sekitar tahun 1940. Beliau adalah seorang ulama kharismatik keturunan Aceh-Minangkabau.

Abuya Muda Waly lahir pada 1917 di Blang Poroh, Labuhan Haji, Aceh Selatan. Ia adalah putra Syekh H. Muhammad Salim, seorang pendakwah dan guru agama Islam asal Batusangkar, Sumatera Barat.


Darussalam kini merupakan pusat kegitan ibadah dan pusat kajian islam yang tidak pernah sepi. Tempat ini telah banyak lahir para pendakwah dan cendekiawan muslim, yang terus menebarkan syiar agama Allah ke berbagai penjuru Nusantara.


Tidak hanya aktivitas santri, saat bulan puasa setiap tahunnya ribuan jamaah ibadah suluk akan berbondong-bondong datang ke sana. Mereka datang dari berbagai pelosok daerah dan beribadah selama selama satu bulan penuh di sana. Darussalam menerapkan Mazhab Syafi’i Ahlussunnah wal Jamaah dalam i’tiqad serta ilmu Tasawuf Tariqat Al-Khalidi An-Naqsyabandi.

Dengan luas 5,5 hektar, Darussalam mampu menampung 2.250 santri. Mereka datang dari berbagai pelosok Aceh, Indonesia bahkan mancanegara. Selain sebagai sebuah lembaga pendidikan Islam, kini Dayah Darussalam telah menjadi salah satu destinasi wisata religi di Aceh.


Dayah ini juga menjadi tempat peristirahatan terakhir sang ulama kharismatik tersebut. Beliau dimakamkan bersama keturunan dan keluarga besarnya. Setiap hari, Komplek pemakaman Abuya Muda Waly tidak pernah sepi didatangi pengunjung untuk berziarah.
Lihat video selengkapnya | Sumber: Youtube

Rawohnanggroe pun berkesempatan berwisata religi dan menziarahi pusara beliau. Bangunan tempat Abuya Muda Waly disemayamkan terlihat sederhana dan tak terlalu besar, namun begitu kental dengan nuansa arsitektur islam. Saat kami pertama datang terlihat beberapa masyarakat yang melepaskan nadzar di sana.

Di depan bangunan utama berdiri sebuah prasasti yang berisi informasi dan riwayat hidup beliau. Di dalam bangunan utama inilah tempat jasad beliau disemayamkan, bersebelahan dengan makam-makam lain seperti makam Abuya Djamaluddin Waly dan Muhibbudin Waly.

Masuk ke dalam bangunan utama suasana religius begitu kuat terasa. Pengunjung dapat shalat sunat dan berzikir di sana. Di luar pemakaman ada sebuah rumah tua dan sumur peninggalan masa hidup beliau.

Setelah beberapa saat di makam beliau, kami pun mengakhiri ziarah dengan berkeliling komplek Pesantren Darussalam yang bersejarah ini.[]

Selanjutnya: Tanah Juang Tgk. Peukan

Comments

Popular posts from this blog

Terkenang Beutong Ateuh Banggalang

Gunong Trans, Kehijauan Sejauh Mata Memandang

Mengintip Tiga Pantai Bakongan Timur

Keindahan Pantai Batee Puteh di Meukek