Meulime, Kemeriahan Mandi Pagi Hari Raya

Rawohnanggroe | Berbicara hari raya tentu tak lepas dengan kegembiraan jiwa, silahturrahmi dan budaya saling bermaafan. Setiap orang Islam pasti sangat menunggu suasana khasnya. Bahkan sering beberapa hari sebelum lebaran pun sudah terasa serba-serbi kemeriahannya.
Ilustrasi | Foto: Menatapdesa

Dibeberapa daerah saat jelang hari raya ada saja kebiasaan unik yang dilakukan. Seperti di Kecamatan Manggeng, salah satunya di Gampong Blang Manggeng, Aceh Barat Daya, ada kebiasaan mandi bersama di pagi hari raya. Warga setempat menyebutnya meulime, yaitu mandi dengan air dari cincangan aneka tumbuhan yang beraroma wangi.

Kegiatan ini dilakukan saat fajar menyingsing. Tua-muda akan menuju Krueng Manggeng untuk mandi, kemudian menyirami rambut dan badan dengan ie lime. Masyarakat akan mandi bersama dengan penerangan seadanya, bisa senter, lilin atau obor bambu.

Mandi dalam suasana pagi tentu membuat air menjadi lebih dingin, apalagi langsung di sungai. Namun kemeriahan akan memecah segalanya. Di sepanjang sungai biasanya ada krueng agam dan krueng inong, artinya ada tempat mandi bagi laki-laki dan perempuan. Tidak dicampur aduk. 

Meulime selalu dilakukan menjelang matahari terbit di pagi hari raya, baik idul fitri maupun idul adha. Tujuan utamanya adalah supaya rambut dan badan menjadi harum ketika shalat id nanti. Tidak ada yang namanya sesajen, puji-pujian dan sebagainya. Hal ini hanya sebatas euforia untuk menyambut hari kemenangan.

Kebiasaan ini tidak hanya dilakukan di sungai. Masyarakat yang tidak ingin repot, juga akan mandi dengan ie lime di kamar mandi atau sumur masing-masing. Namun jika ingin kemeriahan, tentu dengan mandi bersama-sama.

Anak-anak lah yang biasanya mengumpulkan aneka tumbuhan berbau harum tersebut. Semua bahan-bahan lime dicari dari lima hari sebelum lebaran. Lime terdiri dari beberapa bunga dan tumbuhan yang memiliki aroma khas. Paling tidak terdiri dari mawar, melati, bunga peukan, seulanga, jeumpa, kembang sepatu, akar tausi, naleung mameh, jeruk perut, daun nilam dan sereh wangi.
Kebiasaan Membuat Ie Lime | Sumber: Youtube

Mendapatkan ie lime, aneka tumbuhan tersebut akan dicincang saat malam hari raya. Sebelum mencincang, biasanya diawali bacaan basmallah yang dilakukan di rumah masing-masing.

Tidak ada yang mengharuskan untuk mandi seperti ini. Namun karena sudah menjadi kebiasaan turun-temurun, hal ini tetap bertahan hingga kini. Meski sudah banyak yang tidak melakukannya lagi.

Meulime mirip dengan tradisi balimau yang populer di Minangkabau. Perbedaannya pada waktu pelaksanaan mandi. Di Aceh biasanya menjelang pagi hari raya sedangkan di Sumbar ketika menyambut bulan Ramadhan.[]

Rawoh ke sini: Sawang Biduk Buruak

Popular posts from this blog

Gunong Trans, Kehijauan Sejauh Mata Memandang

Mengintip Tiga Pantai Bakongan Timur

Keindahan Pantai Batee Puteh di Meukek

Di Aceh, Menikah dan Khitanan "Harus" Berinai