Pedalaman Manggeng, Area Lintas Alam Tersembunyi Abdya
Rawohnanggroe | Langit biru sempurna. Deru angin nan lirih turun dari pegunungan menuju lembah sempit di pedalaman itu. Minggu, 30 Juni 2019, tim akhirnya menyempatkan berjelajah ke Pedalaman Manggeng.
Menuju ke sana, kami harus berkendara dua kilometer dari Jalan Nasional, terus menyusuri Jalan T.R. Iskandar hingga ke ujung jalan beraspal habis. Selanjutnya, tim harus berjalan kaki beberapa kilometer lagi. Petualangan kami sebenarnya sudah telat, tapi daripada kecewa dan karena sudah sepakat, perjalanan ini tetap berlanjut.
Pucok Manggeng adalah satu kawasan di pinggiran Taman Nasional Gunung Leuser yang masuk dalam area Pegunungan Bukit Barisan. Hampir tak ada publikasi/literasi yang mengulas mengenai daerah ini. Kurangnya dokumentasi dan tak dijelajahi oleh para netizen maupun penggiat wisata merupakan penyebabnya.
Menjelajah ke sana, kita bisa menyusuri alur Krueng (Sungai) Manggeng yang arusnya tak begitu besar. Sampai ke pedalaman alur akan semakin sempit, hutan pun bertambah lebat. Ini semakin sempurna dengan ditemani kicauan burung yang tiada hentinya.
Satu kilometer setelah pemukiman terakhir Lhok Keutapang, beberpa lubuk dan jeram bisa ditemui dengan mudah. Airnya pun begitu jernih dan segar. Jalan yang tak begitu terjal sepertinya cocok dijadikan jalur lintas alam untuk olahraga atau penguji adrenalin.
Jauh masuk ke hulu alur sungai dipastikan akan banyak keindahan yang bisa disinggahi. Beberapa informasi yang berkembang, sebenarnya ada air terjun yang selama ini masih jarang didatangi.
Kondisi pinggiran/bantaran alur Krueng Manggeng banyak diusahakan warga untuk berladang, berkebun pala dan durian. Bagi yang ke sana, pastilah akan sesekali bertemu dengan masyarakat setempat. Coba sapalah mereka dengan ramah.
Bagi yang ingin menjelajah ke Pucok Krueng Manggeng, sebaiknya pergilah pagi hari saat musim kemarau.
Lebih dari itu ternyata pedalaman ini masih menyimpan daya tarik, yaitu sebuah goa yang masih belum berhasil kami datangi. Pinto Angen namanya, Goa ini sarat akan legenda yang berkembang di masyarakat.
Menurut legendanya, goa ini adalah tempat penyimpanan barang-barang berharga milik seorang raja pada dulu kala. Sebuah mata air kabarnya juga ada di sana, tak jauh dari lokasi goa. Sayangnya tim belum sempat menjejakinya. Mungkin dilain kesempatan![]
Bacaan lain: Sejarah Manggeng
Salah satu jeram di Pucok Manggeng | Foto: TimRN
Menuju ke sana, kami harus berkendara dua kilometer dari Jalan Nasional, terus menyusuri Jalan T.R. Iskandar hingga ke ujung jalan beraspal habis. Selanjutnya, tim harus berjalan kaki beberapa kilometer lagi. Petualangan kami sebenarnya sudah telat, tapi daripada kecewa dan karena sudah sepakat, perjalanan ini tetap berlanjut.
Pucok Manggeng adalah satu kawasan di pinggiran Taman Nasional Gunung Leuser yang masuk dalam area Pegunungan Bukit Barisan. Hampir tak ada publikasi/literasi yang mengulas mengenai daerah ini. Kurangnya dokumentasi dan tak dijelajahi oleh para netizen maupun penggiat wisata merupakan penyebabnya.
Menjelajah ke sana, kita bisa menyusuri alur Krueng (Sungai) Manggeng yang arusnya tak begitu besar. Sampai ke pedalaman alur akan semakin sempit, hutan pun bertambah lebat. Ini semakin sempurna dengan ditemani kicauan burung yang tiada hentinya.
Satu kilometer setelah pemukiman terakhir Lhok Keutapang, beberpa lubuk dan jeram bisa ditemui dengan mudah. Airnya pun begitu jernih dan segar. Jalan yang tak begitu terjal sepertinya cocok dijadikan jalur lintas alam untuk olahraga atau penguji adrenalin.
Jauh masuk ke hulu alur sungai dipastikan akan banyak keindahan yang bisa disinggahi. Beberapa informasi yang berkembang, sebenarnya ada air terjun yang selama ini masih jarang didatangi.
Kondisi pinggiran/bantaran alur Krueng Manggeng banyak diusahakan warga untuk berladang, berkebun pala dan durian. Bagi yang ke sana, pastilah akan sesekali bertemu dengan masyarakat setempat. Coba sapalah mereka dengan ramah.
Bagi yang ingin menjelajah ke Pucok Krueng Manggeng, sebaiknya pergilah pagi hari saat musim kemarau.
Pasukan Rawoh Nanggroe | Foto: TimRN
Video lengkap | Sumber: Youtube
Lebih dari itu ternyata pedalaman ini masih menyimpan daya tarik, yaitu sebuah goa yang masih belum berhasil kami datangi. Pinto Angen namanya, Goa ini sarat akan legenda yang berkembang di masyarakat.
Menurut legendanya, goa ini adalah tempat penyimpanan barang-barang berharga milik seorang raja pada dulu kala. Sebuah mata air kabarnya juga ada di sana, tak jauh dari lokasi goa. Sayangnya tim belum sempat menjejakinya. Mungkin dilain kesempatan![]
Bacaan lain: Sejarah Manggeng
Comments
Post a Comment